what will our baby look like?

February 11, 2011

first of all Happy 2 years and 4 months anniversary to us!!!! Tak terasa sudah begitu lama bersama, melalui suka dan duka, semogacinta kita abadi untuk selamanya ya kong 🙂

OK, kebetulan di hari jadi kita ini, kita melakukan chattingan malam-malam, dan ketika itu entah kenapa obrolan berlanjut ke masalah masa depan ., hihihi

“nanti gimana muka anak kita? bakalan mirip sama siapa?”

pertanyaan itu lah yang semalem muncul di tengah-tengah obrolan kita, tiba2 rizka teringat semacam situs dengan software untuk bisa ngegabungin dua foto dengan istilah ‘morphing’ dan bisa memprediksi bagaimana wajah anak kita kelak. hahaha.. dan untuk lucu-lucuan kita pun mencoba situs tersebut.

awal nya kita susah payah nyari foto yang tegak lurus kedepan yang memperlihatkan struktur wajah yang seutuhnya. Sebenernya yang sedikit mendapa kesulitan itu Rizka , karena maklum kalo foto agak suka miring sana miring sini, akhirnya diputuskan untuk menggunakan pas photo saja …

nnah penasaran mau liat jadinya,,,,,,, ini dia

kalo menurut situs ‘Make me Babies’ kira kira gini anaknya

 

HAHAHA…. kenapa jadi sipit gitu yaaa?? akhirnya setelah ketawa2 beberapa menit, kita menyadari gara2 foto yang Rizka pake adalah foto dandan, jadi Rizki Protes anaknya sipit, so rizka ganti foto jadi pas photo untuk ijazah.. nnah berikut penyatuan nya dengan foto baru

dann,,,, hahaha jadinya aneh -_-” …. malah kayak agak agak bule gimana gt.. mungkin karena terlalu terang kali ya fotonya…

Lalu kami mencoba di situs http://www.morphting.com di situs ini, kayaknya lebih akurat soalnya sebelum di satuin foto2 kita harus di tentukan titik2 akurat nya …. well, setelah melakukan peng akurasian kira-kira begini lah wajah anak kami nantinya *mungkin*

nnahh,,, yang ini lebih bagus kan ya???? well,,, mungkin nanti rizkirizka kecil mukanya bakalan mirip kayak gini, tapi tetep hanya Allah yang tahu dan maha Kuasa membuat nya, mar kita taro saja di blog dan  kita lihat nanti apakah tepat atau tidak prediksi situs ini,,,

berikut juga ada kira2 kalo udh agak gede jadinya gimana,,

😀 … well,,, lumayan lah buat lucu-lucuan, bagi yang mau nyoba juga bisa kok sama artis-artis ,, semalem si rizka nyoba sama david beckham hasilnya lebih bagus dr sama Rizki .. *loohhh* haha… tapi tetep kok kong Gantengan kamu dari pada david beckham …

may our love last for ever ….

9 Desember 2010…Hari bersejarah bagi seluruh umat manusia…Berkat doa dari segala penjuru, Akhirnya Rizka lulus dengan CUMLAUDE sodara2! 3,64! (Rizki aja gak segitu :P)

Bangun siang sat itu 27 November 2010. Buka HP, SMS banyak, Missed Call lebih banyak. Pada Ngucapin selamet, tapi yang diucapin baru bangun jam 1. Langsung telp mama sama bapak di tanah suci. what a day! a happy day!. makasih BAU2 buat doanya 🙂

Akhirnya, 23 Oktober 2010 aku diwisuda sebagai Magister Studi Pertahanan (M.Han) dari Studi Pertahanan, Institut Teknologi Bandung. Dan yang lebih menyenangkan, dia yang mendampingiku selain keluarga. Alhamdulillah ya Allah 🙂

ketika kamu datang dalam kehidupan ku.. kamu seolah hanya seperti intrusive sistem..
berada diluar lingkungan ku.. tapi terkadang memiliki pengaruh..
(pasti kamu protes soalnya gak sesuai ama yang kamu ajarin..)
bukan tak berarti.. tapi juga tak membuat ku bergantung
dari jauh aku memperhatikan. melihat jatuh bangun mu dengan kehidupan cinta mu yang mungkin pada saat itu aku hanya tau secuil…
aku melihat diriku dalam dirimu.. yang mencoba bertahan dengan kasih yang ada untuk orang yang sedang kita sayangi…

aku melihat kamu sebagai orang yang tegas.. memiliki prinsip, namun rapuh. kamu begitu lemah bila sudah dihadapi dengan cinta.. aku pun merasa kan hal yang sama..

tak sedikit disetiap ada kesempatan aku ingin menyapa mu. mencoba berbagi apa yang aku rasakan juga, namun ketakutan akan benteng dirimu terhadap kehidupan pribadi mu.,, selalu mengurungkan niat ku…
yang ada yang keluar hanya racauan gurauan tak penting yang seolah hanya ingin menarik perhatian mu..
bodoh nya aku…

dirimu milik dirinya pada waktu itu,,, dan perasaan kecil kekaguman itu pun perlahan memudar…untunglah aku tak mau melanjutkannya.. dia temanku..
aku takut jatuh cinta… aku diam.. hal ini tidak pernah aku ceritakan sedikit pun pada teman2 ku.. karena takut berkembang… aku gak mau…
padahal skandal terkecil apa pun dalam hidup u pasti aku bagi dengan mereka…

puncak nya saat itu.. saat dirinya berulang tahun,, kamu merencanakan sesuatu yang waahh.. d hari itu.
aku teringat di hari itu aku mendapatkan kesialan… aku bertengkar dengan pacarku.. dan kaki ku terpeleset di kamar mandi hingga bengkak,, aku hanya bisa duduk di gasibu.. tanpa sanggup lari dari sana,, untuk sekedar menyembunyikan air muka ku.. yang aku takut tiba tiba berubah.. dan ada yang menyadari..
(ternyata inez sadar)
aku melihat suatu perwujudan rasa kasih yang besar dari dirimu.. sesuatu yang dengan amat sangat menyedihkannya aku damba.. tidak pernah aku dapatkan..
teringat akan pertengkaran ku yang semalam.. aku semakin merinding..apa jadinya kalo aku ungkapkan keinginan ku ingin diperlakukan seperti ini apakah aku akan bertengkar karena menuntut terlalu..
aku diam.. memasang senyum manis di gasibu pada hari itu.. aku turut bahagia ko.. beneran d… dia teman ku..
apa lagi terhibur dengan aji dan kawan2 itu..
aku menyedihkan diri sendiri…

perlahan kau pun mulai menghilang dari lingkaran kehidupan ku..
sampai ketika akhirnya aku harus menghubungi mu perihal keberangkatan umroh ku…
bahkan pada saat itu aku tidak mencari dirimu ,, aku malah menanyakan keadaan mu dulu pada seseorang itu.
menyapa mu di FS….lalu melihat mu berjalan menyusuri canopi biru.. aku melompat dari tempat duduk ku entah.. kekuatan apa yang mendorong. aku pun jadi kikuk.. sehingga melompat2 di depan mu.. aneh yah.. kamu juga ikut melompat…
hahahaha
* konyol bgt*
aku senang akhirnya bisa berbicara sesuatu..
aku pun menyapa mu di FS… menanyakan titipan doa. sebagai basa basi ku..*hehehe*
kamu memberikan beberapa baris kalimat yang membuat ku terhenyak cukup menggambarkan betapa berat yang sedang kamu hadapi..
tahukah kamu doa mu yang berkali kali aku bacakan di depan masjidil haram n ka’bah… lebih sekali dari doa lain yang dititip kepada ku.. lagi lagi entah kekuatan apa itu yang mendorong ku..

beriringan dengan doa mencari jodoh ku di depan multazam,,, berharap di dalam lubuk hati ku.. diberikan lelaki seperti mu… yang bisa mencintai wanita seperti itu…

..
setelah itu kamu masih menghilang . mungkin karena tidak ada kuliah yang dipegang kamu pada semester itu
namamu mulai bergaung lagi di lingkaran ku ketika suatu pagi.. suatu pagi hari minggu aku sedang di mobil bersama papa menuju kolam renang
sekilas kami mendengarkan radio baru di kota Jakarta..
entah dalam volume yang dikecilkan aku masih bisa mendengar nama mu di sebut,,
sepertinya kamu sedang di isengi teman mu hingga masuk kedalam salah satu acara dalam radio itu…
aku tersenyum. sesampai nya dirumah aku tidak bisa menahan diri untuk meyapa mu.. meng sms i mu aku gak berani.. gak cukup berani untuk tidak dibalas,,atau pun di ketusi..

akhirnya aku bertanya pada dirinya ID YM mu…
dari nya aku tau..
dan aku add kamu.. n aku menyapa kamu..
ternyata balasan mu hangat
*thanks god*.
tak jarang pula kita terlibat obrolan2 lain,,,
sesuatu yan sudah lama ingin aku lakukan, ternyata kesampaian melalui YM..

sepulang dari jakarta.. aku mampir ke kampus.. untuk melihat PMB.. aku bertemu dengan dirinya,,, dia begitu sumringah.. memberikan kabar tentang hubungan mu dan dirinya yang sepertinya membaik
aku turut bahagia,,,

masalah dalam kehidupan ku mulai datang bertubi tubi..
cinta yang aku coba pertahankan mulai memudar,,,
aku mulai tenggelam dalam kesedihan setiap hari
teman teman ku mulai memandang iba pada mata yang sembab setiap kali kuliah pagi
atau mendengar pertengkaran tiada akhir dari kami..

aku mulai gak tahan… tetapi aku tetap bertahan

dirimu? aku tak tahu bagaimana kehidupan cinta mu sejak kabar terakhir itu,,,
sesekali aku menyapa mu di YM bertanya soal tugas FMHI… menanyakan buku.,, atau pada suatu malam… berbincang tentang makanan,, dan melihat web cam mu .. dengan keponakan mu nun jauh disana
obrlan kita pun gak beranjak dari apa pun selain itu
tapi cukup menyenangkan menghiburku dikala sepi

sampai pada suatu malam di bulan Ramadhan..
tiba tiba aku merasa amat terangat sangat lelah dengan semua itu..
aku membuka laptop ku… sign in ke YM
dan memasang asal sebuah status
“mari bercinta”
terinspirasi lagu aura asih yang terngiang di kepala ku,,
malam itu seperti nya tidak ada yang terlalu peduli juga,,
ketika akhirnya dirimu menyapa..
membahas statsu ku itu
obrolan pun berlanjut.. entah karena kenyamanan. atau kekuatan apa,, atau hanya sekedar sifat dasar ku yang suka bercurhat n berbagi pada orang..
aku mencurahkan isi hati ku malam itu,,
selain itu obrolan pun berlanjut tanpa terasa membicarakan hal hal lain yang menyatukan pikiran kita,,,
aku dan kamu yang sama sama suka dangdut dalam sebuah perspektif atau pun yang lainnya.
aku tertawa.. menangis,, tersedu. terisak,, ngakakak terkekekh malam itu. tak jarang adik ku melirik aneh ke arah kakaknya yang sedang melakukan hal aneh depan laptopnya

dalam obrolan itu.. aku menangkap signal signal aneh..

berupa kata2 seorang prajurit yang membawa berlian..

sebagai tanggapan dari pernyataan ku yang ingin mencari pangeran kuda putih..

aneh… memang.. tapi aku menyimpan harapan itu jauh.. dalam hati ku..
hati ku sudah cukup hancur malam ini karena membuat keputusan itu..
aku belum mau memulai kehancuran lain yang dibangun hanya dari dasar yang kecil itu
“daftar,,, urutan terakhir sebagai prajurit yang mencari senggenggam berlian”

cukup membuat ku tersenyum malam itu

memberiku kekuatan, untuk menghadapi besok… memutuskan hubungan dengannya..

pada awalnya keputusan itu tidak lah lancar…
aku harus menyakinkan pacar ku itu..akan keputusan yang aku ambil..

dan akhirnya aku BEBAS.. aku SINGLE..

disaat kosong itu lah kamu mulai menjadi lingkarang kehidupan ku…
sms non stop.. membicarakan hal hal apapun itu.. terhenti hanya ketika kita sama tertidur…

kapalan di jempol tangan kanan ku pada saat itu,, menandakan betapa intens nya kita…

aku mulai jatuh cinta kepadamu…
semua yang ada dalam dirimu…
selama dua minggu itu.. memberikan suatu kekuatan yang aku tak tahu apa..
kekuatan untuk masih bisa merasa dicintai dan mencintai..

kata kata rindu dari mu.. perhatian mu meluluhkan hati ku

aku sempat berpikir apakah aku terlalu cepat jatuh cinta lagi?
aku takut….
apa lagi membayangkan apa yang ada dengan dirimu-dirinya di kampus..
aku bingung
setiap hari aku berbagi dengan sahabat2 ku.. mereka mendukung ku..
aku jadi semakin yakin…
aku pun lalu memberanikan diri bertanya kepada dirinya. tentang kedekatan dirimu dan diriku.. bagaimanapun juga dia temanku.. ada kode etik wanita..

bayangkan betapa berderu nya jantung ku… menanti jawabannya…
untunglah dia pun merestui…

hari hari ku jadi semakin bahagia..
tiba2 aku jadi merindukan jatinangor.. kota yang dulu aku benci…
aku bersikeras untuk segera kembali padahal liburan masih 2 hari lagi..
karena disana kamu menunggu ku.. dengan harapan yang besar..

aku pun melangkahkan diri lagi ke kota itu…
tak lama. kau pun mengajak ku nonton..
menonton film yan sudah 3x aku tonton…
dan.. aku pun mengiyakan..
sesampainya disana, aku terlalu cepat..
* terlalu bersemangat*
kamu belum datang aku menanti mu di 21 jatos…
tiba2 sosok kamu yang ngos ngos an datang…
aku berusaha menenangkan mu..
dan kahirnya kita mendapati fakta.
kehabisan tiket untuk sore nya.. dan memutuskan untuk membeli tiket malam..

setelah itu kita beranjak ke EsTeler 77.. mencari tempat bernaung untuk mengobrol
aku mulai gak konsen…
aku takut ada yang aneh
aku takut tiba tiba obrolan gak nyambung.. n jadi kaku

tapi semua itu gak benar…
aku dan kamu terlibat obrolan seruuu sampai 2 jam tak terasa…
kita pun beranjak untuk salat magrib..
tak henti hentinya aku mengucap syukur di salat ku itu

di dalam bioskop
aku tak mampu berkonsen dengan filmnya… menanti apa yang akan terjadi selanjutnya.. apakah kamu cukup berani memegang tangan ku..
kuharap tidak karena akan memberiku kesan aneh..

ternyata semua berjalan baik..
aku pun dihantarkannya pulang ke kostan..
di depan pagar hijau.. dpandangi oleh tukang pulsa,
kamu pun bertanya
“.. kita jadinya gimana?”
aku pun balik bertanya
“apa nya yang gimana?”

aku,,,dan kamu jadinya gimana..
dsanalah kamu menyatakan
” maukah kamu jadi pacar aku?”

aku tersenyum..dan berkata
“tanpa aku jawab pun mungkin kang rizki tau apa perasaan aku”
“.. jawabannya iya…”
aku berusaha memberikan satu pernyataan lagi
yang menyatakan aku tak mau kamu merasa jadi rebound. atau pelampiasan. karena apa yang kamu dan aku akan mulai
adalah sesuatu yang baru,,,
dan aku yakin akan hal itu…

kamu adalag Rizki di Bulan Ramadhan ku…

Love you Bil……

-DuL-
*berjuang nyelesaiin ini sebelum kamu OL.. diantara asap2 semprotan deman berdarah yang membuatku terjebak dikamar penuh asap. bengek*

Student and Tutor

January 23, 2009

“ tau gak aku lagi di warnet..sekarang..tadi abis tutorial Pengantar Ilmu politik… haiahhaha…..tapi tutorial itu lebih seru dibanding kuliah nya yang emang dah seru…tutorial tuh , jadi kita dibagi dalam kelompok kecil..30 orang ..diampu 1 orang tutor yakni angkatan atas senior.. buat ngebahs lebih detail tentang perkulihan..dan ini wajib soalnya nilainya 30% dari nilai kuliahnya nanti… Tutor ku baik banget ada Kang Rizki n Teh Anggi,,,, Nnah mereka tuh nyampein materinya jelas…bgt n baik bgt… Hope it’s last forever5  d….not just the begining…”

…sepotong email yang dikirimkan rizka pada seseorang teman dekatnya… cukup dekat hingga cukup membuat nya terluka di hari nanti… ( another story)..

sepotong email itu menggambarkan first impression dari rizka ketika menghadapi tutorial pertamanya…menghadapi tutor pertamanya Rizki..

Rizki dimata Rizka adalah seorang senior yang namanya berselisih satu huruf di belakang oleh nya, seseorang yang rela bangun pagi pagi demi menghadiri kelas tutornya walaupun dengan mata sembab karena baru bangun,seseorang yang pintar dan tegas. Penjelasan demi penjelasan yang diberikannya menurut Rizka dapat melengkapi hal hal yang belum dia tau selama ini tentang politik, membuat Rizka tidak patah semangat untuk terus belajar walau terkadang di kelas besar.. penjelasan Dosen Utama kurang jelas, atau bahkan tidak dimengertinya. Sampai akhirnya Rizka bisa melalui PIP dengan sangat baik sekali dan mendapatkan angka mutu B.Rizka memendam suatu perasaan, perasaan simpati, karena sedari kecil Rizka selalu tertarik dalam hal mengajar, dan dia melihat sesuatu dari diri Rizki sebagai tutornya, seorang orang muda, yang bersemangat berbagi ilmu dengan juniornya, memiliki semangat untuk menjadi pengajar yang handal.

Rasanya ada banyak di dalam pikiran nya.. yang ingin dia sampaikan, ia diskusikan dengan tutornya itu, namun,ia tak pernah menemukan kesempatan di luar sesi tanya jawab tutorial, dikarenakan memang tidak ada hal lain yang menghubungkan mereka diluar itu, banyak hal yang menurut nya, akan lebih asyik dikemukakan dan didiskusikan bersama orang seperti Rizki.

Suatu hari, Sabtu Sore, setelah pertemuan Tutorial Tambahan yang terakhir mereka semua yang mengikuti tutorial tambahan di hari itu, terpaksa terjebak dalam hujan yang tiba tiba mengguyur Jatinangor sore itu, diskusi tambahan pun terjadi dalam rangka menunggu hujan reda di sore itu. Disana terjadi banyak diskusi tentang banyak hal, dari pembicaraan mengenai tugas kuliah hingga ke masalah lingkungan dan lain lainnya, disinilah dugaan Rizka terbukti, berdiskusi dengan tutornya ini benar benar mengasikan dengan pengetahuannya yang cukup luas.

Tak terasa hujan pun berhenti, sore menjelang langit pun semakin menjingga, hingga akhirnya Rizka dan temannya Inez akhirnya meninggalkan kampus dan sekumpulan Tutorial itu pun membubarkan diri, inilah pertemuan tutorial terakhir.

Dan dengan kemantapan hati, Rizka memantapkan perjuangannya memperjuangkan nilai PIP nya, di saat ujian nanti. Dan sepanjang sore itu pun hati nya tersenyum….

Dag dig dug…
begitulah detak jantung Rizka seharian ini, besok adalah hari ujian terakhirnya, sebuah mata kuliah yang maut, mata kuliah yang paling berat yang dilalui nya di semester pertama nya. Pengantar Ilmu Politik.
Sore nya ketika sedang berusaha belajar di kamar kost an Dine, yang merupakan sepupu Inez teman dekat Rizka, bersama ke empat temannya yang lain, ia bingung mereka reka, dimanakan tempat ujian besok, karena kampus UNPAD Dago adalah tempat yang baru bagi dirinya dan teman temannya, satu satu nya harapan adalah , Tutor satu satu nya yang dimilikinya,, yang mengajar serta mengampunya selama hampir satu Semester ini, yang memiliki nama yang hampir sama dengannya, Rizki Ananda Ramadhan, atau Rizka memanggilnya Kang Rizki.
sms yang dikirimnya cukup singkat
“Kang besok ujian nya di mananya, kampus Dago yah?”
sambil berharap cemas, sms itu pun tak lama di balas oleh Rizki
“ Cari ajah ekstensi FISIP,,tanya tanya ajah,, tempatnya pak Arry”
Entah ada perasaan senang yang terbesit dalam hati Rizka ketika menerima sms balasan itu, karena sebelum nya khawatir sms nya tidak akan di balas oleh Tutor nya itu, karena selama ini memang tidak ada komunikasi diluar masalah perpolitikan.
Phuif….
Rizka menarik napas, melihat keseliling teman temanya, dan kembali tenggelam dalam kertas kertas bahan ujiannya. Menatap si Hijau, Reading Kitnya.

Hari esoknya Rizka terbangun, terbangun dari tidurnya yang memeluk Benda yang tak lazim dipeluk , yakni Reading Kit PIP, terbangun dengan sedikit perasaa enggan, takut, mules, bercampur aduk dengan segalanya, ia pun beranjak mengambil handuk, dan bersiap menghadapi Ujian terakhirnya, yang terpikir oleh nya hanya, kepulangan nya ke Jakarta setelah semua ini berakhir. Berkumpul bersama keluarganya.

Di ruang ujian,
Suasana semakin tegang, karena banyak yang tak bisa lancar menjawab pertanyaan pertama, yang merupakan kuncian dari Ujian Lisan ini. Rasa melilit yang dirasakan Rizka sedari tadi pagi semakin kuat meliputinya ketika akhirnya kelompok nya di panggil, menurut NPM nya Rizka akan menempati urutan ke 8 dari kloter ke 3 hari ini,,
7 orang diatas nya tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan pertama,, sesaat menelan air ludah ketika berikutnya, sang Master perkuliahan menatap DPNA dan berseru
“…028, Rizka Anindya..”
berjalan perlahan menuju Hot Seat , mungkin itu tepatnya, sebuah kursi, yang dihadapkan pada hampir 5 orang yang mengujinya.
Rizka melangkah perlahan, sambil terus bergumakan doa Nabi Sulaiman yang di berikan neneknya, sesaat berkelebat matanya, mencari sesosok makhluk,Rizki, yang merupakan tutornya, berharap adanya bantuan contekan atau pun apapun.
Yang dicarinya ada dibelakang sang penguji, perlahan Rizka mengambil tumpukan undian, yang menentukan pertanyaannya.
Sang penguji nya adalah, sang Master perkuliahan ini,  mata sipitnya  yang berada di balik kacamatanya, terus mencari dan membalik, halaman demi halaman Reading Kit Hijau itu, seraya mengerenitkan dahi, beliau pun berhenti di suatu halaman, yang Rizka yakini, belum dibacanya secara cermat,
“..OK…”
Bersamaan ketika itu, Rizka melihat Rizki, meninjukan tinju nya ke udara seraya berkata “Yes”.. membuat Rizka merasa nyaman, karena sepertinya Rizka akan mudah menjawabnya, tapi disisi lain terbesit kekhawtiran karena akan mengecewakan tutornya , dengan tidak bisa menjawab pertanyaan yang sepertinya gampang ini. Tapi somehow, apa yang dilakukan Rizki membuat Rizka berusaha menjawab, Rizka tak mau mengecewakan tutor nya ini.
“ Pengujian kembali, oleh badan negara atas produk hukum dari legislatif, ekskutif oleh yudikatif atau Mahkamah Agung disebut?”
Rizka teringat, pernah diajarkan oleh Rizki masalah ini, dibahas di tutor tambahan di sabtu hujan itu dengan lirih dia pun menjawabnya
“ Judicial Review…”
“Yakz. benar” jawab Sang Master penguji,
menimbulkan gegap gempita di ruangan itu..

Pertanyaan kedua, tentang modernitas  pun Rizka lalui dengan lancar, walau sempat melenceng ke hal hal aneh yang entah mengapa demikian. Tapi baginya pertanyaan pertama itu lah kunciannya.
sesaat Rizka melihat Senyuman Rizki dan berkata dalam hati
“Sudah kubilang aku takkan mengecewakan mu”

Hari itu adalah hari kesekian bagi Rizki untuk mendampingi dosen pembinanya di sebuah mata kuliah.  Bahkan pada kesempatan itu, dirinya terpaksa menggantikan sang dosen. Disiang hari yang panas itu, Rizki telah menunggu di salah satu ruang di gedung B Fisip UNPAD. Beberapa mahasiswi telah masuk ke ruangan tersebut sambil masih mengobrol menunggu di mulainya perkuliahan.  Baru sedikit mahasiswa yang telah ada dikelas pada saat itu. Rizki pun terjebak dalam lamunannya yang dalam. Entah melamun, entah mengantuk.

Setelah cukup lama larut dalam lamunannya, perhatian Rizki teralihkan kepada seorang mahasiswi yang duduk di barisan terdepan. Rizka namanya. Dalam hatinya, Rizki berujar, “Ni anak rajin amet. Gak pernah telat lagi. Jarang-jarang. Curiga jarang absen juga lagi”. Rizki ingin sekali menegur sapa Rizka, tapi keinginan itu tak dilakukannya karena pada saat itu ruangan mulai ramai dan telah tiba waktunya untuk mengajar. Rizki pun bangkit dan memulai kuliahnya.

Ketika Rizka Bertemu Rizki

November 25, 2008

Saat itu hari sudah cukup sore. Seorang mahasiswi angkatan 2006 Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran (HI FISIP UNPAD) itu berlari tergopoh-gopoh menuruni tangga gedung B menuju ruang administrasi Jurusan di lantai bawah gedung B FISIP UNPAD. Rizka namanya. Tepat diruang administrasi nan gelap dibawah tangga tersebut, dia tak langsung masuk. Sedikit sesak nafas karena habis berlari dengan badan besarnya tersebut, membuat Rizka tak segera masuk ke dalam ruangan tersebut.

Setelah mengumpulkan cukup nafas, dia pun masuk kedalam ruangan tersebut, ruangan yang cukup asing bagi dirinya sebagai seorang mahasiswa baru (Maba). “Teh, punten, mau ngambil Reading Kit PHI”, tanyanya kepada seorang perempuan berjilbab yang berada didepannya. “Oh sama kang Rizki aja. Tuh yang disana. Papabear! Ada yang mau ngambil Reading Kit nih!”, ucap perempuan tersebut yang kemudian diketahui bernama Teh Sendy.

Dari pojok ruangan, bangkitlah seorang lelaki berbadan besar, berkulit gelap, dan sedikit berjanggut menghampiri Rizka. Dengan wajah bersungut dia dan nada suaranya yang besar (terkesan membentak) dia berkata, “Kok baru ngambil? Namanya siapa?”. Lelaki itu kemudian membuka sebuah lipatan kertas kucel yang berisi sejumlah nama. “Rizka kang”, jawab Rizka lirih. Dalam hati, Rizka berkata, “galak banget ni orang. Siapa sih?.

“Oh, iya ada. bentar yah”, jawab lelaki itu sambil berbalik sambil menuju tumpukan dus berisi Reading Kit dibelakangnya. Setelah menemukan yang dicarinya, lelaki yang kemudian dikenal bernama Rizki tersebut kembali menghampiri Rizka. Dia pun kemudian berkata, “Nih, Reading Kit nya”. “Makasih yah kang”, jawab Rizka sambil menerima Reading Kit tersebut. Rizka pun kemudian segera beranjak meninggalkan ruangan tersebut sambil tetap berkata dalam hati, “Galak banget sih nih orang, takut deh”.

Dan saat itulah, Rizka bertemu Rizki untuk pertama kalinya…